banner

create your own banner at mybannermaker.com!
Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

middle finger was on the air

at the stage art
all ready in position
call anchor our
we are ready to step on the grand stage

three two one we started the show
but on the front row of spectators
we called tuk off stage
we were unperturbed

we sing louder
we were bombarded with bottles of mineral
middle afraid even airs

Our game stops for a moment
and once we hit the
with the strains of an increasingly fast tempo and stomping

but it makes them more ferocious wild
all the rows of spectators were ricuh
they split

We stopped again
sea of middle fingers apparently increased in number
We slowed the tempo slowly
and directly connects to the next song
with a more challenging song
and we started more craze

stop throwing our audience
but the middle finger still on the air
we raise the tempo
and instantly fell silent spectators
then called for Darwin

What do you want
will we serve
we do not bother
and we want to be respected

bastard bastard bastard

we do not want to have the middle finger on the air again
middle finger back on the air

my graffiti


Cool Myspace Generators

liburan ke kapal bokap

 
emang sih gw dah sering kesana tapi baru kali ini bawa kamera tapi kamera cuma dari hape jadi kualitas nya agak sedikit jelek sih

Baca selengkapnya »

diacungi jari tengah

PeeWee Gaskins tetap santai meskipun diacungi jari tengah oleh ratusan penonton di Surabaya.
"Kalian masih muda, jangan sungkan untuk protes pada kami. Kami datang untuk bersahabat," kata Dochi di sela-sela penampilannya di konser Indiefest di Surabaya Sabtu (3/10) malam tadi. Bukan tanpa alasan vokalis PeeWee Gaskins ini bilang gitu. Pasalnya, saat mereka manggung, para penonton Surabaya malah mengacungkan jari tengah sebagai tanda benci pada band asal Jakarta ini.
Ini bukan gara-gara penontonnya chaos. Terbukti waktu Rocket Rockers naik ke atas panggung, penonton memberikan sambutan meriah. Rocket Rockers dan PeeWee Gaskins malam itu emang tampil dengan konsep Back 2 Back, alias manggung bergantian setiap satu lagu. Tapi begitu PeeWee Gaskins naik panggung lagi, lautan jari tengah pun dimulai kembali. Bahkan dilengkapi dengan hujan botol air mineral ke arah panggung.

Usut punya usut, ternyata Surabaya emang punya satu komunitas sendiri yang bernama Anti Peskins. Dari namanya udah ketebak dong, apa kesamaan para anggota Anti Peskins? Yup, mereka semua membenci Pee Wee Gaskins. Tapi untungnya kebencian ini masih bisa dibilang wajar. Meskipun mereka terus menerus mencela dan mengacungkan jari tengah sepanjang penampilan PeeWee Gaskins, nggak ada satupun dari mereka yang bikin keributan ataupun rusuh.

Ini juga dibantu oleh tanggapan anak-anak PeeWee Gaskins yang sama sekali nggak tersulut emosinya. Mereka tetap tampil maksimal, dan tetap mengucapkan terimakasih pada penonton di akhir penampilan mereka. Salut!

turun panggung


Sabtu (7/11) ada acara bernama BlowFabulous di GOR Tri Lomba Juang Semarang yang diselenggarakan oleh SMA Nasima. Bintang tamunya antara lain Thirteen, Killing Me Inside, Vierra, dan Pee Wee Gaskins.
Khusus untuk Pee Wee Gaskins, saat mereka naik panggung, beberapa orang dari komunitas Anti Pee Wee Gaskins mengacungkan jari tengah dan mengangkat kaos bertuliskan "Anti Pee Wee Gaskins".
Pada awalnya, mereka menanggapi dengan santai. Mereka menganggap seolah-olah crowd menikmati permainan panggung mereka. Memang aksi panggung mereka tidak bisa dikatakan jelek, tapi di mata Anti Pee Wee Gaskins, apapun yang berbau Pee Wee Gaskins adalah buruk.
Saat jeda antara lagu kedua dan ketiga, Sansan berkata sambil tersenyum, "Makasih buat kalian yang uda beli kaos Anti Pee Wee Gaskins." Lalu lagu ketiga pun dimainkan.
Setelah lagu ketiga dimainkan, semakin banyak orang yang mengacungkan jari tengah dan berteriak, "TURUN.! TURUN.!" Suasana sempat sedikit menegang saat Sansan sedikit terbawa emosi. Untungnya pihak manajemen berhasil menenangkan Sansan dan akhirnya Pee Wee Gaskins turun panggung setelah memainkan 3 lagu.
Toh pada akhirnya, konser yang ditutup oleh penampilan Vierra ini berlangsung terkendali dan berakhir dengan damai.
Sansan EMOSI!
Kondisinya waktu itu banyak yang lempar-lemparan. Dari botol air, sendal sampe batu. Panggung jadi kayak tempat sampah," Sansan mencoba mendeskripsikan.
Nggak berapa lama, Pee Wee Gaskins turun panggung. "Pertimbangannya adalah alat-alat musik yg di atas panggung. Soalnya bukan cuma punya PWG, tapi ada punya Killing Me Inside, Vierra juga," timpal Sansan.
Lanjut, soal kabar yang mengatakan dirinya emosi dan mengajak ribut penonton, Sansan nggak menampik.
"Itu sekalinya gue emosi. Maksud gue kalo emang ada yang nggak suka ayo diselesain. Ternyata nggak ada siapapun di belakang panggung.
Sebenernya kalo soal gerakan Anti Pee Wee Gaskins sih bebas-bebas aja. Gue mulai merasa terganggu kalo ada yang melempar-lempar.
Kasian yang dateng emang mau nonton. Kasian juga penonton lain yang dateng mau nonton yang lain," ujar Sansan serius.
Gimana, ada APWG mau menanggapi?

Semakin Dibenci Semakin Laris.
Melalui mini album bertitle Stories From Our High School Years, Pee Wee Gaskins yang beranggotakan Dochi (Vokal / Gitar), Sansan (Vokal / Gitar), Eye (Bass), Omo ( keyboard / Syntesizer), dan Aldy (Drum) berhasil menjadi band Indie yang membuat cewek – cewek menjadi histeris .
Pee Wee Gaskins, berawal dari proyek solo Dochi. Ia merekam sendiri beberapa lagu yang ia buat dalam format akustik, kemudian ia memiliki pemikiran untuk membawakan lagu - lagu tersebut di dalam sebuah band. Dipilihlah lagu yang berjudul Here Up On The Attic untuk direkam dengan format band, dan semua instrumennya dia mainkan sendiri.
“Akhirnya gue cari teman -teman yang mau bantu dan gabung sama gue. Setelah dapet personilnya, kami namain band ini Pee Wee Gaskins,” kenang Dochi. Nama ini diambil dari seorang pembunuh yang memiliki reputasi di atas rata - rata yaitu Donald Gaskins, karena ia bertubuh kecil maka sering di panggil “Pee Wee” . “Maka kita ambil filosofinya, kecil – kecil bisa membunuh banyak orang . “ kata Dochi .
Nggak butuh waktu lama buat mereka untuk mengumpulkan massa dan fanbase yang kemudian menyebut dirinya sebagai Party Dorks. Party Dorks Pee Wee termasuk penggemar yang loyal. Bahkan mereka sampai punya ketua sendiri yang mengurus dan menjadi penyambung info dari band untuk para anggotanya. Sesungguhnya, panggilan ini berasal dari usulan para fans , pernah juga ada usul fanbasenya bernama Peskiners dan Dorkzilla . Namun untuk mengenang masa culunnya Sma maka dipilih Party Dorks gitu.
Album mereka terjual hingga 2000 keping dan tawaran untuk manggung pun berdatangan. Bukan hanya di Jakarta – Bandung saja, tapi sampai ke Makassar dan kota – kota besar lainnya .
“Udah hampir setahun belakangan kami selalu manggung tiap minggu,” kata Omo.
Bulan lalu, Dochi, Sansan, Omo, Aldy, dan Eye merilis masa album kedua mereka yang dikasih judul The Sophomore. Singel pertama dari album ini adalah Welcoming The Sophomore, bercerita tentang Eye, anggota baru band ini. “Kira-kira lagunya bercerita tentang sambutan Pee Wee buat Eye,” Ucap Dochi.

Album yang dirilis tanggal 6 Januari di GOR Bulungan ini berisi 11 lagu baru, dan dua lagu dari album Stories From Our High School Years yaitu Tatiana dan Berdiri Terinjak . “Untuk album ini kami mengerjakannya cukup serius. Ada sesi workshop untuk ngumpulin materi,” giliran Sansan angkat bicara.

pwg vs apwg

Partydork (PWG) vs APWG

Yepyep.. Aku kemarin baca blognya Alditsa ‘Dochi’ Sadega. Terakhir baca tuh blog pas Ramadhan kemarin. Pas Aku baca lagi tuh ternyata udah posting beberapa kali. Dan kali ini banyak curhatannya. Memang beberapa waktu yang lalu ketika bandnya yaitu Pee Wee Gaskins (PWG/Peskins) dikenal sebagai raja pensi. Aku waktu itu penasaran setelah denger lagu2nya yg beraliran powerpop (atau apa ya??) yg tulittulit mirip penjual es krim keliling (cz efek synth) dan sekarang sering diplesetkan menjadi sowersop, dan kebetulan PWG mau konser di Kridosono Jogja (pensi Episentrum Delayota). Padahal beberapa waktu sebelumnya, Padmanaba pernah juga ngundang gitu. Dan seiring berjalannya waktu, Pee Wee Gaskins semakin popular (emangnya Martabak Populer yah aha..) juga mulai muncul di televisi swasta nasional. Aku yg jadi suka mereka (boleh dibilanglah Aku adalah Partydork he..) setelah nonton live konsernya tuh pasti selalu mantengin tv setiap mereka muncul. But jujur Aku kecewa ma acara TV yg seperti Hiphip Hura, Inbox, Derings, Dahsyat, Mantap mesti menampilkan band dengan LIPSING (Dahsyat ma Mantap sering live juga ding  ) emang sih kalau LIVE tu biayanya juga gak sedikit but itu mematikan kreasi band itu (dan jujur Aku jadi ilfil gitu lihat yg lipsing). Dan sejak saat itu PWG semakin eksisdan masa Party Dork semakin banyak saja…

Banyak anak muda (teenagers gitu) mengikuti style anak2 peskin. Dengan kacamata besar (identik ma dork-chi tu he..) kemeja kotak-kotak, dan topi berdiri dengan menampilkan tulisan dibawahnya. But “semakin tinggi pohon, semakin kencang angin bertiup”.. sekarang mulai muncul Anti Pee Wee Gaskins (APWG) yg masanya mulai menyaingi fans fanatic mereka Partydork. Sebenarnya yang benci peskin tuh juga banyak sebelum mereka se-eksis skrg (menurut info yg Aku dapatkan dari berbagai sumber). Tak dapat dipungkiri juga, dimana muncul fans fanatic pasti ada fans yang sangat membenci, entah itu iri atau benci tanpa sebab. Seperti halnya fenomena band indie JOGJA yaitu SKJ 94, sempat banyak orang memuja band itu dan mengaku fans fanatic mereka (kalau gak salah nama fansnya Jago Dansa dan Ratu Dansa). But tiba2 saja muncul pembenci mereka yaitu (maaf) FUCK SKJ dan ada yang memplesetkan SKJ menjadi Sampah Kota Jogja pada sebuah akun FRIENDSTER (cz Facebook belum eksis haha..). Dulunya mereka yg mengaku Jago Dansa tiba-tiba berubah jadi Anti gara-gara ikut terprovokasi karena FUCK SKJ semakin eksis. Teman ku dulu yg punya banyak merchandise SKJ, tiba2 dia mengobral semua tu barang. Entah sekarang nasib itu band bagaimana, di pensi saja jarang muncul (eh bukan jarang lagi, but GAK MUNCUL)….

Begitu halnya sekarang ini, APWG juga semakin merajarela dan menyebarkan virus anti yg mereka ciptakan. Mereka juga berusaha memprovokasi orang dengan menyebut PWG menghasut ROCKET ROCKER lah (padahal mereka tu setahu ku berteman, lagu Berdiri Terinjak aja ciptaan AL a.k.a Ucay vokalisnya RR), PWG mencela SID lah (seperti yg terjadi kemarin di Jatim) dan bilang Sansan homo ma Dochi (emang kalau si Sansan tu aksinya di Killing Me Inside aneh2 dan juga Aku sendiri pernah liat foto Sansan kissing dgn cowok hi..). Waktu Aku nonton konser pertama PWG itu, Dochi juga pernah berdialog dengan penonton. Kalau tidak salah dia bilang begini “Sekarang angkat tangan kalian semua!! Dan acungkan jari tengah anda!! Terima kasih!! Dan blablabla.. Walaupun kalian membenci, kami akan terus berdiri dan bernyanyi” waktu itu mungkin APWG juga sudah menggeliat dan itu sudah dirasakan oleh anak PWG khususnya Dochi. Dan setelah itu Lagu Berdiri Terinjak berkumandang, itu membuktikan bahwa mereka tidak akan gentar dan akan terus bernyanyi..

GO PEE WEE GO!!

Alasan ini dibuat karena banyak Party Dorks (yang baru / calon) dan masyarakat umum menanyakannya, mengapa Peskins harus ditentang.APWG lahir sesudah ada Peskins (tentunya). Dan APWG juga lahir sesudah Party Dorks berkembang biak dan semakin menggila.

Tujuan APWG dibentuk adalah ingin menghentikan langkah Peskins. Peskins terlalu membawa masyarakat supaya menjadi Party Dorks, membeli merchandisenya, ngumpul, bergaya dan bertingkah layaknya Party Dorks.
Perhatikan semua lagu-lagu pada album Peskins, perhatikan juga pada video klip mereka yang sudah ada. Tidak lepas dari itu, Peskins terus menyerukan masyarakat untuk menjadi Party Dorks, dan Party Dorks bertugas untuk mengagum-ngagumi Peskins.
Menjadi poser dengan merchandisenya Peskins, dan bertingkah sok gaul. Sampai mereka sendiri mempunyai anggapan, yang bukan Party Dorks adalah Alay (lebih parah dari kampungan).

Sebagian lagu dari album Peskins, berisi ajakan untuk menjadi Party Dorks (dan kalian tahu kan, Party Dorks seperti apa). Kalo Party Dorks ngumpul, harus berpakaian layaknya Dork. Jika tidak, mereka gak bakalan dipeduliin tu disitu. Untuk ngumpul ma Peskinsnya juga, kita harus berpose layaknya Dork, jika tidak, jangan anggap mau dipeduliin. Apaan band kayak gini ni? Membuat suatu band bukan untuk melampiaskan suatu ekpresi ke dalam seni.

Mengecek kesalahan Peskins:
Jika kalian ingin mengecek kesalahan Peskins, tanyailah pada APWG yang udah senior, sebab mereka tahu lebih banyak. Jangan kalian cek mulai dari sekarang, percuma, sebab Peskins sudah menjaga sikap.

Thanks atas beberapa orang yang menanyai alasan ini. Grup APWG bukanlah suatu grup yang anti dengan suatu genre atau poser. Grup ini hanya anti dengan suatu pergerakan pada Peskins. Jadi mohon dimengerti.